Kue ini diadaptasi dari kue khas negeri Belanda ‘kattetong’ yang
secara harfiah berarti lidah kucing. Dari tampilan fisiknya yang panjang
dan tipislah rasanya nama kue ini berasal. Membuat resep kue lidah
kucing bisa dibilang cukup mudah, baik secara tehnik pembuatan maupun
bahan-bahannya. Yang perlu diperhatikan hanyalah pada saat proses
pemanggangan. Jangan gunakan oven dengan suhu yang terlalu tinggi, cukup
160OC saja, dengan lama pemanggangan 20 menit. Jika
mengunakan oven dengan suhu terlalu tinggi, kue lidah kucing akan gosong
dibagian pinggirnya dan masih lembek dibagian tengah. Saat ini dipasaran sudah ada loyang khusus kue lidah kucing, sehingga
anda bisa meminimalkan risiko kue patah saat diangkat dari loyang
ataupun bentuknya tidak cantik karena adonan meleber saat dicetak.
Dengan loyang khusus ini, anda hanya perlu mengoles margarin setiap kali
akan memanggang. Jika suka, anda bisa juga menambahkan bahan perenyah
kue dalam adonan resep lidah kucing. Namun biasanya dengan perbandingan
putih dan kuning telur yang tepat, bahan perenyah kue tidak terlalu
dibutuhkan.
Resep Kue Lidah Kucing
Waktu persiapan
Waktu memasak
Waktu total
Penulis: Titi
Macam resep: Cemilan
Cuisine: Indonesia
Saran penyajian: 800g
Bahan-bahan
600 gram mentega
350 gram gula halus
1 sdt pasta vanili
600 gram tepung terigu protein rendah
50 gram susu bubuk fullcream
2 sdm gula pasir
4 butir telur, ambil putihnya saja
2 kuning telur
Cara membuat
Kocok mentega, gula halus, pasta vanili hingga putih pucat, tambahkan kuning telur, kocok kembali hingga adonan mengembang.
Campur tepung terigu dan susu, ayak sambil dimasukkan dalam adonan telur.
Kocok putih telur pada wadah terpisah hingga mengembang, masukkan gula pasir, kocok terus hingga kaku.
Secara bertahap, masukkan adonan putih telur pada adonan kuning telur sambil diaduk rata menggunakan spatula.
Tuang adonan yang
sudah jadi kedalam plastik segitiga yg sudah dipasang spuit motif polos.
Semprotkan adonan pada cetakan lidah kucing. Panggang dalam oven
bersuhu 160C selama 20 menit
Senyum
adalah hidayah dari Allah SWT untuk semua hamba yang memancar seperti
pijaran sinar alamiah yang memancar dari wajah – wajah makhluk ciptaan
Allah SWT. Tanpa kita sadari terkadang kita selalu meremehkan arti
senyum itu sendiri. Apalagi saat terjadi polemik hidup yang menghimpit
jiwa justru senyum kian tenggelam dan surut oleh derita. Untuk sebuah
senyum aja rasanya seperti harus membayar ratusan ribu. Amat sayang dan
sulit . Sungguh memprihatinkan! Kalau sudah demikian lengkap sudah
lukisan jiwa seperti rumah yang kosong tanpa cahaya penerangan. Gelap,
suram dan menyeramkan. Sungguh pun demikian amat disayang apabila
sinar kemulyaan dari Allah SWT kita sia-siakan. Sayang kan ? Bukankah
Rasulullah pernah mengajarkan untuk senyum? Karena senyum itu ibadah.
Tinggal kita yang harus bisa menyiasati agar senyum yang kita berikan
itu tidak menimbulkann fitnah. Itu tugas kita untuk mentelaah arti
senyum yang akan kita berikan sebagai seorang muslim.